REVIEW ARTIKEL SIR
WILLIAM MUIR “SEJARAH PEMBENTUKAN MUSHAF”
Sejarah pembentukan mushaf al-quraan yang dikemukaan oleh orientalis kristen Sir William Muir dalam the life of Muhamad, Muir Muir adalah seorang penganut Kristen yang teguh dan yang juga berdakwah untuk itu.. Menjelaskan bahwa “wahyu ilahi itu adalah merupakan rukun islam, dimana jika membacanya merupakan sembahyang yang bersifat umum atau khusus. Kerena inilah sunah pertama yang harus dilakukan oleh umatnya”.
“Banyak di kalangan musliminyang hafal al-Qur’an, Tradisi arab yang sudah melekat pada umat Nabi Muhamad, mempermudah dalam menghafal. kebiasaan-kebiasaan mereka dalam bersyair dan mencatat pada lembaran-lembaran hati sehingga dengan kecintaan yang begitu besar mereka dapat dengan mudah menghafal al-quraan bersama Muhammad”. Pada umumnya para penghafal al-quraan atau penulis ini ditunjuk oleh Nabi Muhammad sehingga lembaran(suhuf) dari yang disampaikan Nabi Muhammad itu tertulis semua.
Sejarah pembentukan mushaf al-quraan yang dikemukaan oleh orientalis kristen Sir William Muir dalam the life of Muhamad, Muir Muir adalah seorang penganut Kristen yang teguh dan yang juga berdakwah untuk itu.. Menjelaskan bahwa “wahyu ilahi itu adalah merupakan rukun islam, dimana jika membacanya merupakan sembahyang yang bersifat umum atau khusus. Kerena inilah sunah pertama yang harus dilakukan oleh umatnya”.
“Banyak di kalangan musliminyang hafal al-Qur’an, Tradisi arab yang sudah melekat pada umat Nabi Muhamad, mempermudah dalam menghafal. kebiasaan-kebiasaan mereka dalam bersyair dan mencatat pada lembaran-lembaran hati sehingga dengan kecintaan yang begitu besar mereka dapat dengan mudah menghafal al-quraan bersama Muhammad”. Pada umumnya para penghafal al-quraan atau penulis ini ditunjuk oleh Nabi Muhammad sehingga lembaran(suhuf) dari yang disampaikan Nabi Muhammad itu tertulis semua.
Ketika Nabi Muhammad
wafat semula, jika ada permasalahan diselesaikan atas bantuan Nabi Muhammad
kini para sahabat dalam memutuskan suatu masalah dengan
teks/lembran-lembaran yang sudah dicatat sebelumnya. dalam keadaan
pengkodisian/pengumpulam al-quraan banyak masalah yang dialami oleh zaid bin
sabit dari perbedaan cara membaca yang timbul dari perbedaan naskah zaid,tetapi
hal ini khalifah yaitu Usman dapat menetralkan situasi pada saat itu.
Sehingga Muir menjelaskan” demikianlah islam yang mengenal satu kitab itu,ialah
bukti yang nyata sekali,bahwa apa yang ada di depan kita pada saat ini tidak
lain adalah teks yang telah dihimpun atas perintah usman pada saat itu”.
Sebelumnya masalah yang dihadapi usman dalam mengumpulkan lembaran/suhuf dari
zaid ia di tuduh oleh golongan syiah, karena ia merubah kumpulan suhuf
itu(al-quraan) dan mengabaikan beberapa ayat yang mengagungkan Ali. Tetapi ini
dapat dipatahkan oleh ia tidak mungkin ingin merubah kesucian al-quraan
tersebut. Secara positif muir memastikan
tentang persisnya Qur’an yang kita baca sekarang, serta menegaskan
bahwa semua yang dibaca oleh Muhammad adalah
wahyu yang benar dan sempurna diterima dari Tuhan.
jadi kesimpulan dari pendapat Muir bahwa Mushhaf Zaid dan Usman itu bukan hanya hasil ketelitian saja, bahkan - seperti beberapa kejadian menunjukkan - adalah juga lengkap, dan bahwa penghimpunnya tidak bermaksud mengabaikan apapun dari wahyu . Dan berdasarkan bukti-bukti bahwa setiap ayat al-quraan memang teliti sekali dan cocok dengan apa yang di baca Nabi Muhammad sebelumnya.
jadi kesimpulan dari pendapat Muir bahwa Mushhaf Zaid dan Usman itu bukan hanya hasil ketelitian saja, bahkan - seperti beberapa kejadian menunjukkan - adalah juga lengkap, dan bahwa penghimpunnya tidak bermaksud mengabaikan apapun dari wahyu . Dan berdasarkan bukti-bukti bahwa setiap ayat al-quraan memang teliti sekali dan cocok dengan apa yang di baca Nabi Muhammad sebelumnya.
PendapatSaya :
Dari review artikel sir william Muir saya dapat menyimpulkan bahwa pandangannya terhadap kitab suci al-quraan itu memang benar adanya.tidak ada yang perlu diragukan dari al-qur’an. Karna sudah dijelaskan sejak awal diturunkannya wahyu kepada nabi Muhammad saw, beliau sampaikan dan ajarkan pada sahabat-sahabatnya, hingga sampai saat ini keaslian al-qur’an selalu terjaga. Kita telah mengetahui Al-Qur’an itu diturunkan secara berangsur-angsur. Rasulullah menerima Al-Qur’an melalui malaikat Jibril kemudian beliau ,membacakan serta. mendiktekannya kepada para sahabat yang mendengarkannya.
Dari review artikel sir william Muir saya dapat menyimpulkan bahwa pandangannya terhadap kitab suci al-quraan itu memang benar adanya.tidak ada yang perlu diragukan dari al-qur’an. Karna sudah dijelaskan sejak awal diturunkannya wahyu kepada nabi Muhammad saw, beliau sampaikan dan ajarkan pada sahabat-sahabatnya, hingga sampai saat ini keaslian al-qur’an selalu terjaga. Kita telah mengetahui Al-Qur’an itu diturunkan secara berangsur-angsur. Rasulullah menerima Al-Qur’an melalui malaikat Jibril kemudian beliau ,membacakan serta. mendiktekannya kepada para sahabat yang mendengarkannya.
Pada periode pertama sejarah
pembukuan Al-Qur’an dapat dikatakan bahwa setiap ayat yang diturunkan kepada
Rasulullah selain beliau hafal sendiri juga dihafal dan dicatat oleh para
sahabat. Dengan cara tersebut Al-Qur’an terpelihara di dalam dada dan ingatan
Rasulullah SAW beserta para sahabatnya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an
surat Al-Qiyamah 17 :
Artinya :
Sesungguhnya
atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai,)
membacanya.
Ayat di atas memeberikan petunjuk
kepada kita bahwa al-qur’an itu dijamin kemurniannya dan terpelihara serta
terkumpul dengan baik sejak saat turunnya sampai sekarang ini. Pengumpulan ayat
Al-Qur’an ini dibantu oleh para sahabat, setiap ayat turun langsung dicatat
pada pelepah kurma, kulit binatang, bahkan pada tulang-belulang hewan. Kelompok
pencatat Al-Qur’an ini cukup banyak, sebagaimana diriwayatkan sebuah hadis yang
berbunyi :
Artinya :
Ambillah
(pelajarilah) Al-Qur’an itu dari tempat orang (sahabatku): Abdullah ibnu
Mas’ud, Salim, Muadz ibnu Jabal dan Ubay bin Kaab. (H.R Bukhari).
Tugas mencatat wahyu itu telah selesai
semuanya menjelang wafatnya Rasulullah SAW. Semua naskah yang berserakan itu
telah terkumpul dan terpelihara dengan baik, akan tetapi belum disusun dalam
satu mushaf. mushaf
al Imam atau lebih dikenal dengan mushhaf Utsmany, karena disalin pada masa
khalifah Usman bin Affan. Dan mushaf Ustmany inilah yang sampai di tangan kita
pada hari ini.
Allah berfirman :Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan
Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Al-Hijr : 9) ayat
Allah dalam surat Al-Hijr:9 tersebut di atas, menunjukkan bahwa proses tersebut
adalah manifestasi dari janji Allah dalam memelihara Al-Qur’an dan tentunya
orang-orang yang terlibat dalam proses ini di awal-awal Islam adalah
orang-orang yang dipilih oleh Allah sebagai alat pemelihara kitab yang
diturunkan-Nya melalui Rasul-Nya yang kemudian tugas yang mereka emban adalah
menyampaikannya ke seluruh pelosok dunia dan generasi berikutnya
Kemurnian al-qur’an pun
akan dijamin oleh allah sampai hari kiamat nanti. Sehingga semoga pendapat dari
seorang Orientalis ini dapat membuat kita semakin yakin akan kebenaran al-qur’an.
Yang pasti kita sebagai umat islam perlu mengimani bahwa al-quraan yang di
sampaikan Nabi Muhammad SAW itu memang benar-benar wahyu Allah SWT.
ENDAH
SRI RAHAYU / 12210039 / KPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar